Pengikut

Kamis, 10 November 2011

Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 7: Structuralism Mathematics

Matematika murni dibangun di atas 3 pilar, yaitu: logicism mathematics, formalism mathematics, dan structuralism mathematics. Matematika yang hanya dibangun dengan 3 pilar ini memilki obyek yang abstrak (di alam pikir). Mateatika yang seperti ini hanya cocok untuk orang-orang dewasa yang sudah bisa berpikir secara formal tanpa bantuan benda-benda nyata (kongkrit).
Dalam dunia pendidikan dasar dan menengah, matematika yang hanya dibangun berdasarkan 3 oiar tersebut sangat tidak cocok diterapkan. Hal ini dikarenakan anak-anak pada usia pendidikan dasar dan menengah rata-rata belum mampu berpikir formal (abstrak). Untuk mengatasi hal ini diperlukan sebuah strategi, metode, dan pendekatan yang tepat sehingga obyek matematika yang abstrak itu bisa terlihat lebih nyata (kongkrit) sehingga lebih mudah untuk dipelajari dan dipahami oleh peserta didik.
Pemaksaan 3 pilar matematika murni ke dalam pembelajaran matematika di sekolah (dasar dan menengah) bisa mengakibatkan muncul pandangan/sikap sebagian besar peserta didik yang menilai bahwa mateatika itu sulit, menakutkan dan sebagainya. Keadaan seperti ini yang berlarut-larut dari waktu ke waktu bisa mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah (dasar dan menengah) seharusnya disajikan dengan lebih kongkrit dengan bantuan benda-benda nyata yang sesuai, disamping harus menyenangkan, dalam arti ada keterlibatan secara aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran.

Baca: Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 7: Structuralism Mathematics

Tidak ada komentar:

Posting Komentar