Pengikut

Minggu, 16 Oktober 2011

Refleksi dari Elegi Pemberontakan Para Beda

Semua ciptaan Tuhan, yaitu semua yang ada dan yang mungkin ada adalah berbeda. Tidak ada di dunia ini sesuatu yang tidak beda. Inilah yang justru menunjukkan keagungan Allah, Tuhan semesta alam. Tidak bisa dibayangkan seandainya semua yang ada dan yang mungkin ada di dunia ini tidaklah beda. Bagaimana seandainya manusia diciptakan berjenis kelamin sama (laki-laki/perempuan semua)? Bagaiman pula jika organ tubuh semua manusia diciptakan tidak beda (misalnya kedua tangan/kakinya kanan/kiri semua)? Oleh karena itu, perbedaan itu adalah sebuah rahmat-Nya yang harus disyukuri oleh semua makhluk ciptaan-Nya.
Tidaklah bersyukur seorang guru yang menganggap peserta didiknya semua mempunyai karakter yang sama, sehingga harus dituntut sama dalam segala hal. Oleh karena itu, seharusnya sorang guru bisa memposisikan setiap peserta didiknya dalam posisi yang berbeda-beda. Berbeda minatnya, berbeda kemampuannya, berbeda pendapatnya, berbeda kecepatan belajarnya, dan sebagainya.
Seorang guru harus mampu mengakomodir pendapat/ide peserta didiknya yang berbeda-beda yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Harus disadari bahwa dalam 1 kelas yang terdiri dari 20 peserta didik, di situlah terdapat minimal 20 ide yang berbeda. Memang ide-ide/pendapat-pendapat mereka tidaklah semua benar/baik menurut benarnya guru. Dalam kondisi seperti inilah akan terjadi interaksi aktif antara peserta didik dan guru untuk membangun pengetahuan yang menjadi obyek dalam pembelajarnnya. 

Baca Elegi Pemberontakan Para Beda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar