Pada hakekatnya ilmu adalah multirupa. Ilmu bisa menempati satu titik sekaligus untuk wajahnya yang banyak, tetapi ilmu juga bisa menempati tempat yang banyak untuk wajahnya yang satu, yaitu ilmu itu sendiri. Ilmu-ilmu alam, sebagai salah satu cabang utama ilmu memiliki dua wajah yaitu ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam sendiri memiliki berbagai wajah seperti fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi. Fisika pun dapat menjelma dalam wajah mekanika, hidrodinamika, optika, termodinamika dll. Ilmu-ilmu sosial, sebagai cabang utama kedua ilmu juga mempunyai 5 wajah utama, yaitu antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik. Demikian seterusnya, masing-masing wajah itu juga memiliki wajah-wajah yang lain, namun hakekatnya adalah satu yaitu ilmu itu sendiri. (ontologi)
Setiap permulaan selalu ada akhirnya, demikian juga ilmu menjelajahi ruang dan waktu. Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia (pondasi ilmu) dan berakhir pada batas pengalaman manusia. Ilmu harus dicari dan dikembangkan dengan metode sintetik dalam berpikir. Hipotesis yang telah teruji kebenarnnya akan menjadi teori ilmiah, yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan hipotesis-hipotesis selanjutnya. (epistemologi)
Manfaat dari Elegi ini bagi seorang guru, adalah menyadarkan diri bahwa seorang guru senantiasa harus terus menimba sekaligus mengembangkan ilmunya sesuai dengan bidang tugasnya. Seorang guru harus selalu mencari tahu dan berusaha mengembangkan strategi, metode, dan pendekatan yang sesuai untuk menyampaikan topik tertentu kepada peserta didiknya. Forum MGMP bias dijadikan salah satu arena untuk “berkelahi” dalam arti yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya untuk memperoleh dan mengembangkan ilmunya. (aksiologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar