Identifikasi aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Aspek Ontologi:
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian Matematika. Beberapa pendapat yang berbeda itu muncul karena sudut pandang yang berbeda dalam memaknai pengertian Matematika. Berdasarkan obyeknya, Matematika adalah ilmu yang ABSOLUT, IDEAL, ABSTRAK dan bersifat TETAP. Sedangkan berdasarkan Metodenya, Matematika merupakan PENGALAMAN yang sifatnya KONGKRIT dan RELATIF. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat satu definisi tentang matematika yang tunggal.
Aspek Epistemologi:
Berdasarkan pendapat bahwa Matematika itu ilmu yang ABSOLUT, IDEAL, ABSTRAK dan bersifat TETAP, lahirlah apa yang disebut dengan istilah Matematika Murni yang memandang Matematika sebagai ilmu tentang struktur formal dan lambang. Sedangkan berdasarkan pendapat yang mengatakan bahwa Matematika merupakan PENGALAMAN yang bersifat KONGKRIT dan RELATIF, lahirlah apa yang disebut dengan Matematika Sekolah, yaitu Matematika yang dipilih untuk kepentingan pendidikan.
Aspek Aksiologi:
Berdasarkan elegi ini dapat diambil sebuah pelajaran, bahwa dalam pembelajaran Matematika di sekolah hendaknya mengkombinasikan dua pendapat mengenai pengertian Matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat tingkat perkembangan mental peserta didik. Peserta didik SD dan SMP pada umumnya belum bisa untuk berpikir secara formal dengan obyek yang abstrak. Oleh karena itu, membangun pengetahuan Matematika pada peserta didik di jenjang itu harus dimulai dengan masalah yang kongkrit kemudian dibawa menuju yang lebih abstrak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan hal ini, sangatlah tidak relevan bentuk evaluasi dalam format UJIAN NASIONAL (UN) sebagai salah satu komponen PENENTU KELULUSAN seorang peserta didik. Faktanya, UN membuat proses membangun Matematika para peserta didik menjadi mengabaikan faktor perkembangannya, karena semua pihak telah menganggap bahwa SUKSES di UN merupakan segala-galanya.
Aspek Ontologi:
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian Matematika. Beberapa pendapat yang berbeda itu muncul karena sudut pandang yang berbeda dalam memaknai pengertian Matematika. Berdasarkan obyeknya, Matematika adalah ilmu yang ABSOLUT, IDEAL, ABSTRAK dan bersifat TETAP. Sedangkan berdasarkan Metodenya, Matematika merupakan PENGALAMAN yang sifatnya KONGKRIT dan RELATIF. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat satu definisi tentang matematika yang tunggal.
Aspek Epistemologi:
Berdasarkan pendapat bahwa Matematika itu ilmu yang ABSOLUT, IDEAL, ABSTRAK dan bersifat TETAP, lahirlah apa yang disebut dengan istilah Matematika Murni yang memandang Matematika sebagai ilmu tentang struktur formal dan lambang. Sedangkan berdasarkan pendapat yang mengatakan bahwa Matematika merupakan PENGALAMAN yang bersifat KONGKRIT dan RELATIF, lahirlah apa yang disebut dengan Matematika Sekolah, yaitu Matematika yang dipilih untuk kepentingan pendidikan.
Aspek Aksiologi:
Berdasarkan elegi ini dapat diambil sebuah pelajaran, bahwa dalam pembelajaran Matematika di sekolah hendaknya mengkombinasikan dua pendapat mengenai pengertian Matematika. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat tingkat perkembangan mental peserta didik. Peserta didik SD dan SMP pada umumnya belum bisa untuk berpikir secara formal dengan obyek yang abstrak. Oleh karena itu, membangun pengetahuan Matematika pada peserta didik di jenjang itu harus dimulai dengan masalah yang kongkrit kemudian dibawa menuju yang lebih abstrak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan hal ini, sangatlah tidak relevan bentuk evaluasi dalam format UJIAN NASIONAL (UN) sebagai salah satu komponen PENENTU KELULUSAN seorang peserta didik. Faktanya, UN membuat proses membangun Matematika para peserta didik menjadi mengabaikan faktor perkembangannya, karena semua pihak telah menganggap bahwa SUKSES di UN merupakan segala-galanya.
Baca Elegi Menggapai Matematika Yang Tidak TUNGGAL