Pengikut

Senin, 26 Desember 2011

Refleksi Sekolah Bertaraf Internasional : Sebuah Epistemology

Perjalanan RSBI menuju SBI saat ini masih sangat jauh dari yang diamanatkan oleh peraturan pemerintah yang mendasari penyelenggaraan SBI pada jenjang yang bersesuaian.

Hal yang paling menonjol dari perjalanan tersbut adalah penyiapan sarana dan prasarana sekolah. Ini memang sangat penting, tetapi menurut saya RSBI/SBI bukanlah sekolah dengan bangunan megah dan fasilitas mewah.

Dalam perjalanannya menuju SBI, ruh dari sekolah yaitu "kurikulum" dan "proses pembelajaran" hampir belum ada yang melaksanakannya sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan yang ada, yaitu kurikulum yang diperkaya dengan standar dari negara OECD atau negara maju lainnya, serta proses yang berbasis IT, aktif, kreatif, menyenangkan dan kontekstual.

Apalah artinya bangunan megah dan fasilitas mewah jika ruhnya diabaikan (kurang / tidak mendapat perhatian yang lebih)?

Jadi, apapun nama/istilahnya (Rintisan, Potensial, SSN, ataupun RSBI/SBI) yang paling utama adalah niat dan komitmen dari semua komponen terkait, yaitu pemerintah, sekolah (Kepala Sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan), dan masyarakat (komite) untuk bersama-sama membangun kinerja sekolah yang berwawasan internasional dengan basis budaya lokal.
Terima kasih, dan mohon maaf atas kekurangan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar