Kebenaran matematika menurut kaum Logicist-Formalist-Foundationalist adalah kebenaran yang terbebas dari ruang dan waktu, artinya benar bagi siapapun dan di manapun (Ruang), dan benar kapanpun (Waktu). Ini merupakan kontradiksinya kaum Logicist-Formalist-Foundationalist itu sendiri. Mengapa demikian? Karena kaum Logicist-Formalist-Foundationalist sangat memperhatikan semesta pembicaraan. Operasi 2 - 3 = ... akan ada hasilnya ketika semestanya setidaknya bilangan bulat. Demikian juga 2 x ... = 5 hanya akan ada hasilnya ketika semestanya setidaknya pada bilangan rasional. Bukankah ini bentuk keterikatannya dengan ruang? Jadi, sebenarnya kebenaran matematika itu tidak bisa terlepas dari ruang dan waktu.
Pengikut
Senin, 09 Januari 2012
Jumat, 06 Januari 2012
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 14: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Keempat)
Di dalam dunia seutuhnya hanya terdapat Dua Prinsip Hakekat, yaitu PRINSIP IDENTITAS dan PRINSIP KONTRADIKSI. Sedangkan dunia seutuhnya itu meliputi dimensi ruang dan waktu. Jadi, KONTRADIKSI di dalam dunia yang terbebas dari ruang dan waktu, bisa BUKAN KONTRADIKSI di dalam dunia seutuhnya, yaitu dunia yang terikat oleh ruang dan waktu.
Kamis, 05 Januari 2012
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 13: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Ketiga)
Membangun dunia matematika harus dilakukan secara mendalam dan seluas-luasnya.
Dunia Matematika yang dibangun kaum Logicist-Formalist-Foundationalist "barulah mencakup SEPARO DUNIA" atau bahkan menurut saya mungkin baru SEPERTIGA-nya, yaitu dunia matematika DEWASA. Dunia matematika anak-anak dan remaja tidak tersentuh di dalamnya. Dalam konteks membangun dunia matematika sangatlah penting memperhatikan hal tersebut.
Dunia Matematika yang dibangun kaum Logicist-Formalist-Foundationalist "barulah mencakup SEPARO DUNIA" atau bahkan menurut saya mungkin baru SEPERTIGA-nya, yaitu dunia matematika DEWASA. Dunia matematika anak-anak dan remaja tidak tersentuh di dalamnya. Dalam konteks membangun dunia matematika sangatlah penting memperhatikan hal tersebut.
Baca: Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 13: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Ketiga)
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 12: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian kedua)
"SETIAP UNSUR PEMBENTUK SISTEM MATEMATIKA TERNYATA BERSIFAT KONTRADIKTIF. Anehnya, unsur-unsur kontradiktif demikian telah berhasil membangun Sistem Matematika yang diklaim oleh Logicist-Formalist-Foundationalist sebagai KONSISTEN dan TIDAK KONTRADIKTIF."
Hal itu terjadi karena adanya SEMESTA PEMBICARAAN dalam sistem matematika. Oleh karenanya sangatlah penting memperhatikan semesta pembicaraan dalam matematika, dan ini mencakup dimensi RUANG dan WAKTU.
Baca: Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 12: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian kedua)
Hal itu terjadi karena adanya SEMESTA PEMBICARAAN dalam sistem matematika. Oleh karenanya sangatlah penting memperhatikan semesta pembicaraan dalam matematika, dan ini mencakup dimensi RUANG dan WAKTU.
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 11: Apakah Matematika Kontradiktif ? (Bagian Kesatu)
Kekonsistenan matematika terhadap dirinya sendiri hanya terjadi apabila dimensi ruang dan waktu ditiadakan darinya. Tetapi dengan menambahkan dimensi ruang dan waktu, bisa terjadi kontradiksi dalam sistem dalam matematika.
Baca: Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 11: Apakah Matematika Kontradiktif ? (Bagian Kesatu)
Refleksi Elegi Menggapai Sumber Bacaan_Makalah_Penelitian_Pengabdian Masyarakat_tentang Matematika_Pendidikan Matematika_dan Filsafat
Referensi sangat penting dalam pembuatan karya tulis. Semua sumber bacaan, dari buku maupun internet dapat digunakan sebagai referensi sepanjang tetap menyebutkan penulisnya. Inilah pelajaran (pesan) terpenting dari elegi ini. Terima kasih...
Baca: Elegi Menggapai Sumber Bacaan_Makalah_Penelitian_Pengabdian Masyarakat_tentang Matematika_Pendidikan Matematika_dan Filsafat
Langganan:
Postingan (Atom)